Senin, 16 September 2013

Review Gamma Rangers : Operation Night Rider


Pertama kali membuka file novel Gamma Ranger di hp, mata saya langsung tertuju pada kata "Delta Force". Wah, salah buka file nih, pikir saya kala itu. Sepertinya yang saya buka ini adalah file Deception Point-nya Dan Brown yang juga kebetulan sedang saya baca dan memang mengangkat cerita tentang satuan militer Delta Force. Tetapi setelah saya saya teliti lagi, ternyata saya tidak salah buka koq, memang benar ini adalah file novel Gamma Ranger. Waduh, saya langsung pesimis begitu menemukan kesamaan nama ini. Apakah novella Gamma Ranger hanya mencoba menduplikat Deception Point?

Berhubung saya sudah kadung menerima amanat menjadi beta-reader novella ini dari Mbak Inge, maka sayapun mencoba menepiskan dulu rasa pesimisme saya. Sayapun bertekad akan menyelesaikan membaca novella setebal 83 halaman ini.

Kisah dimulai saat komandan Delta Force yang bernama Kapten Blues menerima pesan intelijen bahwa akan terjadi pemberontakan oleh salah satu gerakan separatis yang dipimpin Jenderal Sodatoy. Untuk mencegah pemberontakan ini, komandan Delta Force mengutus salah satu anggota tim Gamma yang bernama Spy untuk menyusup ke tubuh gerakan separatis itu. Selang beberapa waktu kemudian, Spy menginformasikan dimana lokasi pemberontakan akan dilakukan, salah satunya di bendungan Karangkates, Jawa Timur. Komandan Delta Force lantas segera mengirimkan 4 anggota Tim Gamma lainnya untuk membantu Spy menggagalkan pemberontakan. Di sisi lain, pemberontak telah mengirim ancaman pada Gubernur Jawa Timur akan meledakkan bendungan tersebut apabila dalam waktu 12 jam tidak memberikan uang tebusan sebesar Rp 22 triliun. Namun, sang gubernur menolak memberi tebusan dan lebih percaya bahwa Delta Force dengan Tim Gamma-nya mampu menaklukkan pemberontak. Itu artinya, Tim Gamma harus melumpuhkan pemberontak sebelum waktu 12 jam berlalu, atau Jawa Timur akan tenggelam !


Pertama, saya peringatkan jangan terkecoh dengan sinopsis di atas :P Tidak, saya tidak membohongi kalian koq karena memang benar garis besar cerita novella ini sesuai sinopsis itu. Maksud saya, jangan terkecoh dengan mengira kalau ini adalah novel yang tegang, sebab nyatanya novella ini bergenre komedi x)

Ya, perkenalkan, Tim Gamma Ranger, sebuah pasukan elite namun berisi anggota yang konyol-konyol, ada Spy, Explorer, Ace, Saboteur, dan Armstrong. Eitts, jangan salah, mereka benar-benar mumpuni koq kemampuan militernya, hanya saja terkadang suka bertingkah menyebalkan, entah itu lamban dalam menangkap maksud pembicaraan, masih menyempatkan diri foto-foto dalam situasi genting, ataupun malah asyik mengagumi parade marching band hingga lengah dan akhirnya tertangkap oleh tim pemberontak.


Jujur, awal membaca novella ini saya berniat ingin memprotes pemilihan nama tokoh-tokohnya yang kebarat-baratan semua padahal jelas-jelas setting tempatnya di Indonesia. Tapi, saat menyadari bahwa ini adalah novel komedi yang absurd, saya jadi berpikir mungkin penulisnya memang sengaja memilih nama-nama seperti itu untuk memperkuat kesan absurd-nya.

Soal ide cerita, hmm, sepertinya sang penulis penggemar berat Dan Brown nih. Bukan hanya terlihat dari penggunaan nama Delta Force saja, tetapi beberapa pernak-pernik ceritanya juga khas Dan Brown, misal ada unsur keterlibatan pemimpin daerah, ada batasan waktu operasi yang sangat terbatas (12 jam), dan terakhir ada anagram ! Tapi buat saya hal ini bukan masalah karena eksekusi ide ceritanya cukup bagus, jenius malah kalau saya bilang karena berhasil memadukan unsur action dan commedy dalam takaran yang sangat pas.

Selain itu, setting ceritanya lokasinya juga detail, padahal alurnya sangat cepat lho dan jumlah halamannya juga terbatas (hanya 83 halaman).

Selera humornya? Pas bagian awal humornya garing hehe, tapi beranjak ke tengah sampai akhir saya mulai bisa ngakak. Humor yang paling saya suka itu saat Kapten Blues dengan dialog innocent-nya meminta uang operasional pada Gubernur Jawa Timur yang sedang panik, lucu banget, sindiran untuk pejabat yang oportunis.

"Nggg... Kolonel, kenapa tak kau beritahukan jika kita telah menjalankan misi itu?
Lagipula, apakah biaya operasional satu misi bisa sebesar itu?", tanya CB.
"Inilah yang dinamakan improvisasi
", jawab Kolonel Blues dengan senyumnya.

Action-nya juga oke, meskipun disisipi adegan konyol tapi saya masih bisa merasakan ketegangan operasi penaklukannya. Anagramnya? Ahaa,meski sampai akhir cerita tidak dibeberkan makna anagram tersebut, tapi saya bisa menebaknya koq, itu nama salah satu hotel bersejarah di Suroboyo kan? :D

Namun demikian, masih ada beberapa kejanggalan dalam novella ini, antara lain :
  1. Saboteur dikisahkan tidak bisa berenang. Eh, yakin nih? Dia anggota Tim Gamma lho, kan katanya pasukan elite? :O
  2. Alat komunikasi antara markas Delta Force dengan Tim Gamma Ranger, kenapa koq menempel di motor? Kenapa gak dibuat seperti model hand-phone saja? Toh setting ceritanya bukan di masa lampau :)
  3. Itu makhluk misterius yang menolong Saboteur memecahkan anagram penjinak bom siapa ya? Masih penasaran nih, sepertinya lebih baik kalau diungkap di bagian akhir cerita.

Overall, novella ini sangat cocok untuk bacaan selingan, idenya gak pasaran, eksekusinya juga cukup bagus. Book-meter untuk buku ini :

*empat bintang karena saya suka ide cerita yang gak pasaran-nya :D

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komen :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
back to top
 

Boekenliefhebber Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino