Rabu, 25 September 2013

The Hunger Games (Suzanne Collins,2008)




Dua puluh empat peserta. Hanya satu orang yang selamat.



Amerika utara musnah sudah. Kini di bekasnya berdiri negara Panem,dengan Capitol sebagai pusat kota yang dikelilingi 12 belas distrik. Katniss, gadis 16 tahun, tinggal bersama adik perempuan dan ibunya di wilayah termiskin di distrik 12. Karena pemberontakan di masa lalu terhadap Capitol, setiap tahun masing-masing distrik harus mengirim seorang anak perempuan dan anak lelaki untuk bertarung dan ditayangkan secara langsung di acara televisi The Hunger Games. Hanya ada satu pemenang setiap tahun. Tujuannya adalah membunuh atau dibunuh. 
Ketika adik perempuannya terpilih mengikuti The Hunger Games, Katniss mengajukan diri untuk menggantikannya. Dan dimulailah pertarungan yang takkan pernah dilupakan Capitol.

***

Sebelum membaca,saya sudah menaruh ekspektasi tinggi pada novel ini karena mayoritas reviewer mengatakan The Hunger Games adalah serial yang wajib untuk dibaca penggemar genre fantasi. Seperti yang tertuang dalam judulnya, novel ini menceritakan tentang sebuah permainan yang, eeemm, sangat barbar ! Ada sebuah negara bernama Capitol yang membawahi 12 distrik, setiap tahun pemerintah negara tersebut memilih 1 anak laki-laki dan 1 anak perempuan dari masing-masing distrik, untuk kemudian diisolasi dalam sebuah arena pertarungan. Permainan baru akan dinyatakan berakhir bila peserta yang berhasil bertahan hidup hanya tinggal 1 orang. Itu artinya, mereka harus membunuh, atau bersiaplah dibunuh! Hufft, psycho banget deh pasti pemerintah Capitol ini >__<


Hari pemilihan peserta The Hunger Games tentu menjadi hari yang mendebarkan bagi semua warga di 12 distrik tersebut. Semua harap-harap cemas berdoa agar jangan sampai namanya atau nama anggota keluarganya yang keluar dalam undian. Nah,tahun ini,naas rupanya menimpa keluarga Katniss. Saat pengundian peserta perempuan di distrik 12, nama Prim-lah (adik Katniss) yang keluar. Katniss tidak rela, Prim adalah adik semata wayangnya, dan sejak ayah mereka meninggal Katniss sudah bersumpah akan selalu menjaga Prim. Oleh karena itulah, Katniss dengan sukarela mengajukan diri untuk menggantikan posisi adiknya tersebut. Jadilah Katniss sebagai peserta perempuan dari Distrik 12.

Lantas,siapa peserta laki-lakinya? Kali ini, yang terpilih adalah Peeta, anak seorang pemilik toko roti. Peeta dan Katniss satu sekolah,meski tidak terlalu saling mengenal. Namun, Katniss ingat bahwa dulu Peeta pernah memberinya roti saat ia sedang kelaparan.

Dari awal cerita , penulis telah memberikan nuansa melodramatis. Tentang pengorbanan seorang kakak. Tentang kenangan pertolongan berupa sebuah roti. Dan sedihnya, mereka berdua kini harus siap bertarung sebagai musuh dalam The Hunger Games, sebab sekali lagi dalam permainan ini hanya boleh ada 1 orang pemenang. Siapakah yang akan bertahan hingga akhir?

Meski barbar, permainan The Hunger Games sama sekali tidak bisa dibilang primitif. Kemasannya tidak kalah dengan survival challenge yang kerap kita lihat di TV. Sebelum masuk ke 'arena pertarungan', para peserta terlebih dahulu dibekali persiapan. Mereka diberi fasilitas akomodasi yang sangat mewah, dan didampingi tim pendukung dari masing-masing distrik. Tim pendukung distrik 12 terdiri dari Haymitch, Effie, Cinna, dan Portia. Salah satu peran mereka yang paling penting adalah mencari sponsor bagi Katniss dan Peeta. Yap,memang dalam The Hunger Games ini semua peserta berhak mendapat sponsor yang akan membantu mencukupi kebutuhan mereka kelak di arena pertarungan. Nah, cita rasa humor novel ini antara lain dihadirkan lewat tingkah polah Tim Pendukung, terutama Haymitch yang kelihatannya payah namun sesungguhnya memiliki ide-ide yang sangat luar biasa. Ide ter-wah-nya, apalagi kalau bukan menciptakan skenario bahwa Peeta telah memendam cinta pada Katniss :P Wuih,cakep dah ide ini, sanggup menghanyutkan emosi penduduk Capitol yang ujung-ujungnya membuat banyak orang bersedia menjadi sponsor Katniss dan Peeta. Seiring berjalannya waktu, benarkah ini hanya sekedar skenario? ;)

Adanya strategi-strategi inilah yang membuat saya kesengsem dengan novel karya Suzan Collins ini. Saya melihat,The Hunger Games bukanlah permainan bunuh-bunuhan yang hanya mengandalkan kekuatan fisik, namun lebih mengutamakan kecerdikan para peserta dan tim pendukungnya. Saya suka dengan karakter Katniss, gadis cilik yang cerdik,tabah,kuat,dan ceria. Karakter ini sudah terlihat bahkan sebelum ia terpilih menjadi peserta The Hunger Games, sebab dalam kehidupan sehari-harinya pun Katniss berperan sebagai pencari nafkah untuk Ibu dan Adiknya. Saya juga suka Peeta, seorang pria lemah lembut, tipikal cowok yang  seringkali sok cool namun ketika sudah menunjukkan sisi romantisnya bisa bikin cewek semaput *aisssh :P. Oh iya, kadar romantisme dalam novel ini menurut saya pas, gak ada gombalan berlebih *aneh kalo masih bisa ngegombal dalam kondisi begitu xD*,semuanya terasa tulus dan sederhana.

Setting lokasi dalam novel ini juga sangat detail. Mulai dari suasana distrik 12, hutan tempat Katniss biasa berburu, gedung pelatihan pra Hunger Games, hingga arena pertempurannya terbayang jelas dalam benak saya. Bahkan aneka makanan lezat yang disajikan Capitol juga sukses bikin saya kepengen hehe. Kalo disimak dengan seksama, sepanjang novel ini juga bertebaran tips-tips survival di alam bebas lho, mulai dari cara berburu, cara mengolah binatang buruan, jenis-jenis tumbuhan yang bisa dimakan, daun-daunan yang bisa dijadikan obat, hingga cara mensterilkan air sungai dengan iodine juga ada. Jadi nih,kalo someday ada yang tersesat, inget-inget aja isi novel The Hunger Games :hammer.

Satu hal yang saya rasa agak kurang dalam novel ini adalah sedikitnya bagian Peeta yang diceritakan dalam masa-masa awal pertarungan. Saya sih berharap ada fragmen yang lebih detail tentang *spoiler alert : silahkan klik untuk melihat spoiler*

Klik >>
bagaimana Peeta bisa berkomplot dengan peserta Karier


Secara keseluruhan saya jatuh cinta pada novel ini. Perpaduan antara rasa sayang pada keluarga, jalinan persahabatan yang tulus, serta kecerdikan akal para tokoh utamanya membuat saya tidak ragu memberikan book-meter maksimal :



Next, tinggal menyantap seri kedua dan ketiganya nih, mudah-mudahan bisa se-lovable yang pertama ;)

2 komentar:

Purple Bookish on 25 September 2013 pukul 11.02 mengatakan...

aku juga jatuh cinta sama novel ini, cinta sama ketiga seri nya.. hihihi :D

A on 25 September 2013 pukul 18.45 mengatakan...

Haha,cintanya bercabang jadi tiga ;) denger2 yg catching fire lebih seru ya?

Posting Komentar

Silahkan komen :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
back to top
 

Boekenliefhebber Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino