Api pemberontakan sudah tersulut. Dan Capitol ingin membalas dendam
Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam.
Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya....
Katniss Everdeen berhasil keluar sebagai pemenang Hunger Games bersama Peeta Mellark. Tapi kemenangan itu menyulut kemarahan Capitol. Kemenangan Katniss ternyata membangkitkan semangat pemberontakan di beberapa distrik untuk menentang kekuasaan Presiden Snow yang kejam.
Presiden Snow mengancam Katniss untuk meredakan kegelisahan penduduk distrik dalam Tur Kemenangan-nya. Satu-satunya cara untuk meredakan kegelisahan penduduk adalah membuktikan bahwa dia dan Peeta saling mencintai tanpa ada keraguan sedikit pun. Jika gagal, keluarga dan semua orang yang disayangi Katniss menjadi taruhannya....
Ini
adalah buku kedua dari trilogi Hunger Games. Bagi yang belum membaca buku
pertamanya (yang berjudul Hunger Games), saya sarankan jangan membaca review
ini karena kemungkinan akan menemukan spoiler. Tapi kalau mau nekad, ya
silahkan saja hehehe.
Sedikit
penyegaran tentang buku pertama. Hunger Games merupakan sebuah permainan di
negara khayali bernama Capitol. Dahulu
kala, Capitol memiliki 13 distrik jajahan. Namun, karena pemerintahnya bersifat
diktator, salah satu distrik (yakni distrik 13) memutuskan untuk memberontak.
Sayang, pemeberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh Capitol hingga seluruh
penduduknya dinyatakan musnah. Capitol yang tidak ingin kejadian tersebut
ditiru oleh distrik-distrik lainnya lalu menciptakan permainan Hunger Games.
Setiap tahun, masing-masing distrik wajib 'menyumbangkan' 2 peserta untuk
menjadi peserta Hunger Games sehingga total ada 24 peserta. Aturan permainannya
sederhana saja, seluruh peserta akan dikumpulkan dalam sebuah arena yang
terisolasi, dan permainan baru akan dinyatakan berakhir apabila tinggal 1
peserta yang bertahan hidup. Itu artinya, mereka harus membunuh, atau siap
dibunuh !
Buku pertama menceritakan bahwa Katniss dan Peeta terpilih menjadi
peserta wakil distrik 12. Review lengkap tentang buku pertama, silahkan baca di
sini. Singkat cerita, ending buku pertama
menyatakan bahwa Katniss dan Peeta berhasil menjadi pemenang. Loh koq bisa?
Bukankah pemenangnya hanya boleh satu? Tentu saja, dengan cara memperdayai
Capitol xD. Sepanjang permainan, mereka berakting sebagai pasangan kekasih
untuk menarik sponsor. Lantas, saat tinggal mereka berdua yang berhasil
bertahan hidup, mereka sama-sama enggan membunuh salah satunya (kan
pura-puranya kekasih, masa iya ngebunuh pacar sendiri). Mereka pun berakting
mengancam bunuh diri bersama dengan memakan buah berry beracun. Akhirnya,
Capitol dengan enggan menyatakan mereka berdua sebagai pemenang.
Berhasil
memenangkan Hunger Games seharusnya menjadi anugerah bagi siapapun. Bagaimana
tidak? Pertama, menjadi pemenang berarti telah bebas dari kemungkinan terpilih
kembali menjadi peserta. Lalu, pemenang Hunger Games juga mendapat hadiah
kekayaan berlimpah dari Capitol. Bukan cuma untuk dia dan keluarganya,
melainkan untuk seluruh distriknya.
Namun, anugerah ini nampaknya tidak sepenuhnya
berlaku bagi Katniss dan Peeta. Tidak, Capitol tidak ingkar janji dalam
memberikan hadiah berlimpah pada mereka berdua. Saking berlimpahnya, sepulang
dari Hunger Games, Katniss tidak perlu lagi berburu di hutan hanya sekedar
untuk memberi makan Ibu dan Adiknya. Peeta pun tidak perlu lagi membantu orang
tuanya membuat roti. Lantas, apa yang membuat Katniss dan Peeta belum bisa
bernapas lega pasca Hunger Games?
Karena
Presiden Snow, sang pemimpin Capitol, akhirnya tahu bahwa yang dilakukan
Katniss hanyalah akting. Peeta memang benar-benar jatuh cinta pada Katniss,
tetapi Katniss tidak. Katniss sudah mempunyai seseorang di hatinya, Gale. Gale
adalah sahabat berburu Katniss, sahabat yang telah lama menjadi tempat berbagi
dan saling melindungi semenjak kehidupan ekonomi keluarga Katniss masih buruk.
Gale mencintai Katniss, begitu pula sebaliknya. Nah, entah darimana sumbernya,
Presiden Snow mengetahui fakta ini. Ia tentu merasa dikelabui, terutama oleh
Katniss. Di mata presiden, fakta ini sangat berbahaya, jangan sampai diketahui
oleh penduduk distrik lainnya. Jika mereka tahu, mereka akan berpikir bahwa
Capitol mudah sekali diperdaya, dan pemikiran ini bisa memicu pemberontakan.
Toh, Katniss saja bisa menipu Capitol,
mengapa mereka tidak?
Kekhawatiran
Presiden Snow sedikit demi sedikit mulai terbukti. Salah satu distrik mulai
berupaya memberontak. Snow tidak tinggal diam. Ia merancang upaya peredaman.
Apa yang dilakukannya?
Buku
Catching Fire ini terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama berjudul Percikan,
berisi tentang gelagat-gelagat mulai memberontaknya distrik-distrik di Capitol.
Dalam bagian ini juga diceritakan bagaimana hubungan Gale dan Katniss yang
menjadi kaku pasca Hunger Games. Maklum saja, Gale cemburu pada kemesraan
pura-pura antara Peeta dan Katniss. Ditambah lagi, adanya tekanan-tekanan dari
Presiden Snow, yang menuntut Katniss agar membuktikan cintanya pada Peeta,
bahkan memaksa mereka berdua untuk menikah. Katniss terpaksa mengiyakan demi
keselamatan keluarganya, juga seluruh
penduduk distriknya. Di bagian ini, terasa sekali betapa suramnya menjadi
penduduk jajahan Capitol. Seperti yang dirasakan Katniss. Dia seperti bukan
manusia yang punya hak menentukan masa depannya. Dia hanya seperti pion, yang
harus menurut ke arah manapun dipermainkan, asalkan hal tersebut bisa
menyenangkan sang presiden. Katniss sempat berupaya mengajak Peeta, Gale,
Haymitch serta keluarga mereka untuk kabur bersama-sama. Namun, sebelum upaya
itu terwujud, Gale keburu disiksa oleh salah seorang penjaga distrik hingga
hampir mati. Jelas, Katniss tidak mungkin meninggalkan Gale.
Dibanding
buku pertama, karakter Katniss lebih terasa desperate di buku ini. Sementara
Peeta dan Gale cenderung sama-sama lebih tenang. Mereka memang beberapa kali
saling cemburu, tapi sama-sama mampu menahan diri demi menjaga keselamatan
Katniss. Karakter Haymitch terlihat jauh lebih bijak dan cerdas, meski
kebiasaan mabuknya belum berkurang.
Beberapa
teman-teman reviewer mengatakan bahwa Catching Fire adalah buku terbagus dari
trilogi Hunger Games. Tetapi, saat saya membaca, saya hampir tidak sependapat
dengan mereka. Di bagian awal, kisahnya terasa terlalu suram. Nyaris tidak
tampak perlawanan dari Katniss, Peeta, maupun Gale. Quell yang saya
tunggu-tunggu pun tidak kunjung disebut. Oh iya, buat yang belum tahu apa itu
Quell, saya jelaskan sedikit yaa :).
Quell sebenarnya sama dengan Hunger Games.
Hanya saja, ia diadakan setiap 25 tahun sekali, dengan tujuan untuk lebih
meningkatkan ketakutan masyarakat kepada pemerintahan Capitol. Aturan Quell
setiap tahun berbeda-beda. Pada Quell pertama, peserta dipilih oleh penduduk
distrik masing-masing. Quell kedua,jumlah peserta ditingkatkan dua kali lipat.
Dan tahun ini, merupakan tahun ke-75, yang artinya merupakan waktu untuk Quell
ketiga. Kejutan apa yang telah disiapkan Capitol pada Quell ketiga?
Jawabannya
adalah : peserta quell ketiga diambil dari para mantan pemenang Hunger Games !
Inilah
bagian yang saya tunggu-tunggu, karena memang ini inti yang dijanjikan dalam
sinopsis bukunya. Yakni, saat Katniss dan Peeta kembali harus mempertaruhkan
nyawa, bertarung di arena Quell dengan aturan yang sama persis dengan Hunger
Games. Saya kira, Quell sudah muncul pada bab 2 atau 3. Tetapi ternyata baru
pada bab 12 lah Quell diumumkan. Dan mulai bab inilah saya kembali merasakan
kejeniusan fantasi sang penulis, Suzanne Collins.
Saya
masih gak habis pikir bagaimana Collins bisa mendapat ide untuk mengkombinasikan
permainan barbar dengan kemasan ala reality show. Saya kagum dengan setting
arena pertarungan yang Collins buat, lengkap dengan segala rekayasa ilmiahnya.
Dan yang paling bikin saya terpukau, sejujurnya adalah, kostum-kostum yang
Collins (lewat tangan 'Cinna' ^^) desain
untuk Katniss. Filosofi kostumnya koq ya selalu dapet, keren deh.
Makanya saya sedih banget waktu Cinna, aah sudahlah, saya gak mau spoiler xD.
Quell vs Hunger Games.. Lebih bagus mana?
Yang
pasti keduanya sama-sama sulit membuat saya melepaskan buku ini. Tetapi
penilaian adil, saya merasa lebih seru Hunger Games. Di hunger games, Katniss
dan Peeta bisa dibilang lebih sering berjuang sendiri atau berdua. Katniss
sempat sih bersekutu dengan Rue, tapi tidak lama. Apalagi Peeta yang hanya sekejap
bersekutu dengan kawanan Karier. Berbeda di quell. Sejak awal, Katniss dan
Peeta sudah membentuk sekutu dengan beberapa peserta lainnya. Jadi, saya merasa
agak terlalu mudah. Hal ini makin ditambah pula dengan tingginya intensitas
Haymitch memberikan hadiah sponsor, masa sampai roti saja diberikan tiap hari.
Kurang menantang, dan pelajaran bertahan hidup di alam bebasnya juga jadi
berkurang :-\.
Tapi
dari segi cerita, bagaimana akhirnya permainan Quell ini berakhir, gak ada
kalimat lain selain : it's amazed me so much. Yah.. twist-nya keren,
benar-benar keren, dan sungguh filosofis. Kalau saya menulis di goodreads
seperti ini :
Dan
itulah yang saya rasa ingin Collins sampaikan lewat buku Catching Fire ini :').
Mengenai ending, oke, memang nggantung, sangat nggantung. Dan sepertinya saya
harus buru-buru berburu Mockingjay, untuk menuntaskan rasa penasaran bagaimana
akhir kisah Katniss, Peeta, Gale, dan penduduk 12 distrik yang terjajah. Ah,
satu lagi : Cinna.. :'D.
4
bintang untuk buku ini.
***
Riddle
dari santa saya bisa dibaca di sini. Satu-satunya kata yang bisa menjadi
pegangan hanya kata Cimit. Sejujurnya, saat itu saya langsung merasa panik,
petunjuknya sedikit banget >,<.
Hal
pertama yang saya lakukan adalah googling arti kata Cimit. Menurut mbah google,
Cimit adalah kata yang sering diucapkan di sinetron Putih Abu-Abu. Arti
pastinya pun mbah google tak mampu memberi jawaban. Saya tanya ke teman-teman,
belum ada yang pernah mendengar. Akhirnya saya buat status di FB, twitter,
sampai gtalk --".
Dari jawaban-jawaban
teman-teman di FB serta berdasarkan naluri detektif saya (iyaaa,ini sok banget :p),
didapatlah kesimpulan ini:
Santa saya pasti cewek, masih sekolah atau sudah kuliah, berasal dari Malang (kalau yang ini petunjuk dari resi pengiriman, walaupun bisa jadi jebakan), serta baru bergabung dengan BBI tahun ini (yang ini hanya sekedar feeling).
Nah,
nah, who is she?
Kebetulan
banget, pas lagi buka-buka WA grup Bajay Jabo, salah satu BBI-er bernama mbak
Lina bilang kalau paket saya sudah sampai. Langsut chat itu saya samber wkwkwk.
Dengan pedenya, saya langsung minta tolong teman-teman di Bajay Jabo buat ikut
mecahin riddle. Sebenarnya udah kepikiran minta tolong dari siang, tapi saya
sungkan karena jarang banget nimbrung ikut ngobrol di sana, maapkeun yaa
teman-teman hehehe. Berbagai kemungkinan pemecahan riddle disampaikan oleh
anggota Bajay Jabo yang selalu super rame. Tapi rasanya masih kurang sreg di
hati. Sampai muncullah clue termantap dari Ren :
"eh ada ada satu dian.. Coba liat di file SS, namanya sama denganku, cuma beda dua huruf".
Tanpa
buang-buang waktu, meluncurlah saya ke file SS, sampai ketemu satu nama yang
jadi tersangka kuat. Saya cek blognya, yesss pas dengan prasangka saya.
Alhamdulillah, malam itu saya bisa tidur nyenyak karena sudah yakin banget
berhasil menebak siapa SS saya.
Tapi
dasar saya orangnya gak gampang puas, pagi harinya saya iseng WA ke nomor hp
yang tertera di resi. Saya tahu sih, biasanya Santa (termasuk saya :p) akan
menggunakan nomor hp palsu/ nomor hp orang lain agar tidak mudah terdeteksi.
Tapi iseng-iseng mencoba gak ada salahnya toh. Dan ternyata saudara-saudara,
keisengan saya membuahkan hasil. Santa saya terjebaaaak xD.
Yap,
perkenalkan ini dia Santa saya :
Hihihi, santaku memang benar-benar masih "cimit" a.k.a kecil. Dia kelahiran 15 Juli 1997, dan saat ini masih tercatat sebagai siswi di SMAN 4 Malang. Thank you yaaa Santa Cimit :D.
Also submitted for :
14 komentar:
Hahahaha meringkuk Santaaa!
kayaknya cocok :)
Aduh kasian santanya dijebak :))
Btw jadi kamu team Gale ato team Peeta? Kalo team Gale, kita musuhan nih #serius X)
Ooo cimit itu artinya kecil..oke..semoga bener ya tebakannya
@Hanifah : Santaku kan baiiiiiik, jadi dia kasih nomor hp asli :P
@mbak Astrid : kita tunggu komen sang santa besok mbak :D
@mbak Dewi : errr... errr... piye ya mbak? kalo kita musuhan, ntar aku gak dimenangin lagi doong kalo mbak Dewi ngadain GA *dikeplak*. Haha, aku lebih suka Peeta mbak, Gale mah kurang 'berjuang' :P
@Essy : iyaa, nambah kosakata baru deh :D
Hihihi, masih belum percaya aja dulu aku kasihtau. Kalau BBI Malang, karena dikit aku tau siapa aja membernya :))
SMA 4 itu dulu deket SMAku, just FYI :P
Sampai di-sms-in santanya :))
hahaha.. lucu banget sampe di-sms-in...
Santanya polos, coba kalau yg udah lama, pasti no hapenya palsu, alamatnya palsu terus nyanyi lagu Ayu Ting Ting yg alamat palsu. #eh
Mbak Dian, aku team Peeta lho, team Peeta lho #gapenting
Mbak Dewiii, adeknya jga Team Peeta, sampe mabok berhari2 dia tuh *bacanya baru saja soalnya xD
selamat2, jebakan betmennya berhasil *jempol*
@mbak ren : *sungkem* kalo gak dibantuin, aku bakalan desperado mbak haha.. Eh deket SMA 4 itu SMA 3 bukan? Beberapa temenku jg ada yg alumni sana :D
@mbak desti dan Sabrina : kalo gak gitu, gak bisa tidur pules mbak hwehehe..
@lina : santaku tahu kali yaa aku gampang panik, jd dia kasih no hp asli :P eh, ini Lina bukan mau ngerebut Peeta dari aku kan? *dikeplak*
@mbak dani : mbaaak, riddle-mu keren amat sih.. Ajarin dong bikin riddle begitu :D
Santa yg polos sekali ngasih no hape asli hahah..
Klo bukunya menurut aku juga bagusan hunger games. Sempet ngerasa collins kekurangan ide ampe bikin quarter quell di buku kedua
wakakakaka, santanya dijebak
@mbak luna : setuju mbak Lun.. Quell-nya kurang nggreget. Tapi menurutku endingnya jempol bangeet :D
@mbak Sulis : hahaha, mbak Sulis berniat meniru tahun depan? :P
Posting Komentar
Silahkan komen :)