Selasa, 11 Juni 2013

Twilight : The Novel (Stephenie Meyer, 2005) vs The Movie (Catherine Hardwicke, 2008)




“Aku tuh orang yang paling gak bisa nonton film, gak ngerti.. Enakan baca novelnya…”
***

Kalimat itu kerap kali saya tuturkan pada orang-orang terdekat saya ketika membahas sebuah karya yang ada versi ‘novel’ dan ada versi ‘film’ nya. Yap, saya mungkin culun, hari giniii gitu gak suka nonton film, but that’s a fact, mungkin saya emang terlahir sebagai orang yang lebih mampu menyerap informasi tertulis ketimbang informasi dalam bentuk audio visual. Contoh nyatanya terjadi pada cerita Harry Potter. Kebetulan, saya lebih dulu melihat film-nya ketimbang novelnya. Waktu melihat film si HarPot ini di VCD (kalo gak salah kelas 5 atau 6 SD) saya berkali-kali berisik bilang “ini film apaan sih, seriusan deh gak ngerti jalan ceritanya”, tapiiiiii begitu pertama kali berkenalan dengan novelnya (sekitar kelas 2 SMP) saya langsung terhanyut dengan fantasi J.K. Rowling.
Entah kena tulah atau apa, rasanya kali ini saya harus mengakui bulat-bulat bahwa tidak selamanya statement yang saya buat ini benar. Novel tidak selamanya lebih menarik daripada film, adakalanya justru film lebih bisa menggambarkan maksud si penulis. Dan uniknya, film yang berhasil membuat saya mengakui bahwa ia jauh lebih menarik dibanding versi novelnya adalah “Twilight”, sebuah kisah yang sebenarnya genre-nya gak jauh2 amat dari Harry Potter -___-‘



Pertama kali tau ada kisah Twilight dari mbak kosan pas jaman kuliah dulu. Waktu itu, si mbak tergila-gila dengan Edward Cullen dan alhasil berusaha meracuni seluruh kosan dengan virus Twilight :p Well, dasarnya saya penggila novel, kena bujuk lah saya untuk membaca novelnya. Tapi ternyata ini bukan novel yang bisa bikin saya terhanyut. Stuck di halaman-halaman awal, lupa sih tepatnya sampe bab berapa, tapi yang pasti kali itu saya gagal membaca sampai akhir.
Menurut saya, Twilight versi novel sangat membosankan, gak ada konflik spesial yang diangkat, sisi romance-nya juga gak terlalu kuat, biasa aja, datar. Hmm, tapi ini bisa dibilang ini hanya penilaian parsial lho yaaa karena saya cuma baca sebagian kecil dari novelnya.
Kebetulan dan kebetulan banget, Twilight ini mengangkat kisah percintaan antara seorang manusia (Bella Swan) dengan seorang vampire (Edward Cullen). Nah, waktu zaman SMP, saya pernah tergila-gila dengan serial cantik berjudul Throbbing Tonight yang juga mengangkat kisah percintaan antara seorang keturunan manusia serigala dengan seorang vampire (sampe khatam 30 seri + 1 seri bonus :p). Entah mungkin masih terlalu terpesona dengan kisah itu, saya jadi sedikit membanding-bandingkan, dan kesimpulan saya saat itu Twilight kalah jauuuuuh dibanding Throbbing Tonight yang berhasil memadukan romance,comedy,dan sedikit tragedy dengan teramat sangat pas.
Makanya saya heran banget, koq bisa ya Twilight menarik berjuta-juta orang menjadi penggemarnya bahkan kerap disebut-sebut sejajar dengan Harry Potter? :O

Dan jawabannya, saya dapatkan kemarin :-D

 
Iseng ngopy film-nya dari temen kantor, ealaaaah saya terpesona juga akhirnya dengan kisah ini ;-) *telat 5 tahuuun*.
Visualisasi kisah Twilight dalam film saya akui sangat bagus. Mulai dari pemilihan setting lokasi. Kota Forks yang di novel digambarkan sangat ‘dingin’ (kesan yang saya dapatkan dari novel, Forks adalah kota yang suram), ternyata di film digambarkan sebagai sebuah kota yang sejuk, masih sangat asri dengan danau cantik dan hutan Konnifer yang sempurna (minjem istilah mas’q :p). Sama-sama dingin sih, tapi makna dingin yang saya tangkep beda :D.

Kota Forks, cantiknyaaaa ^^
Kemudian, tentang tokoh ayah Bella Swan. Saya suka dengan setiap fragmen yang menghadirkan Bella dan ayahnya. Karakter seorang ayah yang seolah acuh tak acuh pada anak gadisnya yang mulai beranjak dewasa padahal begitu khawatir dan begitu ingin tetap bisa memanjakan sang anak,, serta karakter seorang anak perempuan yang seolah ingin hidup lepas tanpa aturan dan kekangan dari sang ayah padahal sesungguhnya masih tidak keberatan untuk diperlakukan manja bak anak kecil, menurut saya tergambar sempurna di film ini, walaupun memang bukan cerita utamanya. Saya percaya bahwa hal ini memang benar terjadi di dunia nyata, seorang ayah pada umumnya akan mengalami hal itu ketika anak gadisnya beranjak dewasa. Namun, pada kisa Bella Swan hal ini lebih terkesan sentimentil mengingat Bella sebelumnya tidak tinggal bersama ayahnya. Hubungan Bella dengan ibunya juga tergambar cukup manis di film ini. Jadi dapet deh, cinta remaja yang berbasis keluarga :’) *tapi tetep lah yaa, untuk budaya timur banyak yang gak sesuai*
Poin ketiga yang bikin saya akhirnya jatuh cinta dengan Twilight adalah statement-statement Edward Cullen dan Bella Swan tentang cinta. Yap, saya tahu ini adalah kisah maha fantasi yang pastinya tak mungkin terjadi di dunia nyata, tapi statement-statement cinta mereka menurut saya sangat membumi *mulai alay haha..
Beberapa statement yang saya suka :
“Aku tak punya kekuatan untuk jauh darimu lagi” (Cullen, menit ke-44)
“Dan yang ketiga, aku jatuh cinta padanya tanpa syarat dan perasaan ini tak dapat ditarik kembali” (Swan, menit ke-58)
“Tidakkah cukup bagimu punya kehidupan yang panjang dan bahagia denganku?” (Cullen, menit ke-112)
Dan poin terakhir, saya sukaaa banget dengan Kristen Stewart, what a cute lady, cocok lah meranin Bella Swan :-))


Hmmm, beneran kena tulah nih kayaknya saya, jadi bertekad buat nonton lanjutannya. Oke, new moon, selanjutnya adalah jatahmuu, dan ayo lihat apakah kamu berhasil memesonaku seperti Twilight? ;-)
*semoga saya tidak jadi pecandu film karena menjadi pecandu novel aja udah lumayan me-lena-kan* :p
Catatan tambahan :
Novel Twilight yang saya baca adalah versi terjemahan, jadi bisa saja ke-kurang ‘maknyus’an novel itu disebabkan translasi yang kurang pas. Finally, dua jempol bagi Hardwicke untuk film-nya, dan dua jempol juga bagi Meyer untuk kisahnya :-D :-D

Book-Meter berbicara :

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komen :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
back to top
 

Boekenliefhebber Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino