Ayeeey, udah tanggal 21 lagi aja
nih, alhamdulillah :-D
Di tanggal yang istimewa ini,
buka email pagi-pagi ternyata saya udah dapet hadiah yang saaangat spesial bagi
saya. Apa itu?
Sebuah email yang berisi konfirmasi
bahwa saya diterima bergabung dalam komunitas Blogger Buku Indonesia (BBI),
horeee ^o^
Sebagai bentuk perayaan kecilnya,
hari ini (telat 3 hari >,<) saya mau nge-post 1 lagi review buku. Supaya
spesial, saya memilih mereview sebuah buku dari genre favorit saya (misteri) yang
ditulis oleh penulis favorit saya (Agatha Christie) dengan tokoh utama detektif
favorit saya pula (Hercule Poirot). Serba spesial bukan? ;)
Dan pilihan saya jatuh pada buku
berjudul : Poirot’s Early Cases (versi
bahasa Indonesia-nya berjudul Kasus-Kasus Awal Poirot).
Buku ini udah lumayan lama saya punya,
dan udah saya baca berkali-kali, tapi koq ya gak pernah bosen -__-‘. Buku ini
adalah salah satu diantara 14 karya Agatha Christie yang berbentuk kumpulan
cerita pendek (collection of stories). Tentunya bukan cerpen sembarang cerpen,
melainkan cerpen yang bercerita tentang petualangan Hercule Poirot memecahkan
sejumlah kasus-kasus pendek.
Secara keseluruhan, buku setebal
398 halaman ini memuat 18 kasus. Semua kasusnya dikisahkan terjadi pada masa-masa
awal Hercule Poirot menjadi detektif. Oh iya, buat yang belum pernah kenal
dengan tokoh detektif favorit saya ini, oke deh saya kasih perkenalan sedikit
yaaa ;)
Hercule Poirot aslinya berasal
dari Belgia. Di negeri asalnya itu dia berkarier sebagai petugas kepolisian
hingga berhasil menduduki jabatan setingkat panglima.Setelah pensiun (saat itu
masa perang), ia hijrah ke Inggris, lantas memulai karier sebagai detektif
swasta. Sebagai detektif, Poirot memiliki ciri khas tersendiri : ia tak suka
bergantung pada bukti berupa jejak kaki, sidik jari, maupun bekas puntung
rokok. Ia lebih suka memecahkan suatu kasus dengan menganalisis sisi psikologis
pihak-pihak yang terlibat. Ia mewawancarai orang-orang, melihat sekilas tempat
kejadian perkara, lantas menyusun semua hal tersebut secara metodis menjadi
gagasan-gagasan. Selanjutnya, sel-sel kelabu otaknya-lah yang bekerja, dan
tadaaaa kasus pun terpecahkan :D
Yang paling saya suka, pemecahan
kasus Poirot selalu logis, dan adil. Semua fakta-fakta yang ada dibeberkan di
sepanjang cerita, tapi hebatnya endingnya
tetep gak ketebak. Begitu juga dengan kasus-kasus yang ada di buku Poirot’s
Early Cases ini, biarpun hanya berupa kasus-kasus pendek, namun tetap tidak
bisa dibilang sebagai kasus yang simpel.
Memang sih,kalo kita bandingin
dengan novel Poirot yang lain, buku Poirot’s Early Cases ini tergolong lebih
ringan. Kalo saya liat, 1 kasus dalam buku ini paling banyak hanya menghabiskan
28 halaman, malah ada yang cuma 17 halaman loh. Tapi, hebatnya Agatha Christie,
dengan jumlah halaman yang cuma secuuuil itu saja dia bisa menyajikan sebuah
kasus detektif yang brilian, salut deh sama eyang Christie *kecup*
Mayoritas kasus-kasus yang
diceritakan di buku ini adalah kasus pembunuhan. Kayaknya ini emang udah
keahliannya Christie deh, gak salah kalau ia dijulukin “wanita yang paling
banyak meraup keuntungan dari pembunuhan sepanjang masa” hehe, tapi
pembunuhannya cuma di atas kertas lho yaaa :D Totally, ada 13 kasus pembunuhan, sedangkan 5 sisanya merupakan
kasus pencurian dan penculikan. Saya pastikan, pola dari masing-masing kasus
yang diceritakan di buku ini berbeda, jadi gak usah takut bosen saat membacanya
:-) *saya aja berkali-kali gak bosen2 xP
Yang unik, di buku ini kita juga
gak hanya disajikan dengan keberhasilan Poirot, tapi kita juga disajikan dengan kasus kegagalan
Poirot, hmm, membuat sang detektif terlihat lebih manusiawi :’) Selain itu, ada
juga kasus yang menceritakan kisah Poirot berhasil mendeteksi adanya suatu
rencana kejahatan sebelum kejahatan tersebut dilakukan, dan akhirnya bisa
sukses ia cegah.
Pokoknya, buku ini bener-bener gado-gado deh, dijamin kalo membeli buku ini gak bakal nyesel karena berasa dapet 18 novel Agatha Christie sekaligus XD
Pokoknya, buku ini bener-bener gado-gado deh, dijamin kalo membeli buku ini gak bakal nyesel karena berasa dapet 18 novel Agatha Christie sekaligus XD
Kalo disuruh milih, 3 kasus
terbaik dalam buku ini, saya akan memilih :
1.
Sarang Lebah
Tadi kan udah saya ceritain, kalo di buku ini ada
kasus dimana Poirot berhasil mendeteksi suatu rencana jahat,, nah judul kasusnya
adalah Sarang Lebah :D
Ide ceritanya hampir sama dengan novel Agatha Christie
yang lain, yang berjudul Tirai, yaitu kemampuan seorang detektif untuk mencegah
kejahatan. Sebelum ini, saya sudah membuat review tentang novel Tirai disini,
dan memang sejujurnya saya menilai novel Tirai setengah gagal. Tapiiiii,
penilaian ini tidak berlaku untuk kisah Sarang Lebah, karena saya sangat sukaaa
dengan kisah ini.Agatha Christie sukses menyajikan idenya pada kisah Sarang
Lebah ini.
Cara bagaimana Poirot bisa mendeteksi niat pelaku
digambarkan secara logis dan gamblang. Walaupun ada sedikit unsur kebetulan, namun
unsur kebetulannya tidak terlalu dibuat-buat. Penyelesaian kasusnya juga
maniiis banget, tidak merugikan calon korban, dan juga tidak merugikan calon
pelaku (karena pada dasarnya calon pelaku belum pernah melakukan kejahatan,
niat membunuh itu muncul karena cemburu buta).
Saya suka banget sama kalimat yang dikatakan Poirot
sewaktu calon pembunuhnya marah-marah karena niat jahatnya gagal :
“Dengarkanlah, Sobat. Anda sudah kehilangan gadis yang Anda cintai. Tapi ada satu yang tidak hilang dari diri Anda : Anda bukan pembunuh. Sekarang katakanlah, Anda bahagia atau menyesal saya datang?"
Manis kaaaan? :’) Oppa Poirot kalo ngomong emang
sering so sweet deh :p
2.
Rancangan Kapal Selam
Nah, kalo yang ini adalah kasus yang menceritakan
tentang pencurian rancangan kapal selam dari kediaman pribadi Menteri
Pertahanan Inggris. Mengingat barang yang dicuri adalah barang yang notabene
masih bersifat rahasia, tentunya diperlukan kearifan tersendiri dalam
menyelidiki kasus ini agar jangan sampai terdengar publik, dan Hercule
Poirot-lah yang terpilih untuk menyelidikinya :-)
Ending kasus
ini benar-benar tidak terduga. Sayangnya saya gak bisa ngasih bocoran siapa
pelakunya, saya cuma mau kasih bocoran inilah kalimat yang dikatakan si
pelaku kepada Poirot :
“Monsieur Poirot,saya bersumpah di hadapan Anda untuk melakukan yang terbaik. Mungkin ini suatu kesalahan, tapi mungkin juga kebaikan… yang pasti, saya percaya kepada diri saya sendiri”
Penyelesaian yang dipilih Poirot dalam kasus ini
sungguh berbeda,, dan benar-benar arif.
*sayang review ini gak bisa bener-bener menceritakan
keseruan kasusnya karena akan muncul spoiler T^T
3.
Misteri Cornish
Kasus ketiga yang saya suka, kali ini adalah kasus
pembunuhan, berjudul Misteri Cornish. Suka sama kasus ini karena ritme ceritanya yang naik-turun, dalam
waktu yang cukup cepat :-)
Awalnya, Mrs. Pengelley (korban dalam kasus ini)
datang ke kediaman Poirot dan menceritakan kecurigaannya bahwa ada seseorang
yang sedang berniat meracunnya. Saat itu juga, Poirot langsung mewawancarai
Mrs. Pengelley untuk mendapatkan bukti-bukti awal. Setelah itu, Mrs. Pengelley
pulang (saat itu sudah sore), dan Poirot berjanji untuk mengunjungi kediamannya
esok hari.
Voila, ternyata Poirot kurang cepat. Saat ia datang ke
rumah Mrs. Pengelley, wanita itu ternyata sudah meninggal. Poirot shoooooocked
banget mengetahui kabar ini. Dia berkata :
“Tolol. Pandir. Begitulah aku selama ini Hastings. Aku menyombongkan otakku dan sekarang aku kehilangan satu nyawa, nyawa orang yang datang kepadaku untuk diselamatkan”
Seperti yang saya bilang di awal, ritme kisah ini
sungguh naik-turun. Setelah emosi pembaca dibawa memuncak dengan
‘kecolongannya’ Hercule Poirot, eh tiba-tiba si detektif nyentrik ini
memutuskan untuk meninggalkan begitu saja kota kediaman Mrs. Pengelley. Lah,
beneran gak pengen memburu pembunuhnya nih, Om Poirot? :O Inilah yang saya
istilahkan dengan ritme menurun.
Lalu,berbulan-bulan setelah pembunuhan itu terjadi,
barulah polisi setempat menangkap suami nyonya tersebut. Bukti-bukti yang ada
memang hanya mengarah kepada sang suami, namun apakah benar dia pelakunya?
Ahaa, kejutan belum berhenti sampai sini. Tetiba,
Poirot kembali datang ke kota itu, dan dengan cerdik menjebak pelaku yang
sesungguhnya.
Intinya, kisah ini menurut saya sangat brilian pada fragmen
bagaimana cara Poirot mendapatkan pengakuan dari si pelaku yang sebenarnya,
sedikit curang sih, tapi ah kan yang dicurangin si penjahat :P Thumbs up for
Papa Poirot ^o^
Udah 3 kasus ya yang saya pilih?
Boleh nambah ga, masih ada yang jadi favorit nih wkwk (makin panjang nanti
reviewnya -,-)
Sekarang tinggal pilih kasus yang
kurang saya suka deh.. Hmm, agak bingung, abis gak ada yang bener-bener gak
disuka sih :O Tapi biar review-nya adil, saya tetep harus milih.. Dan pilihan
saya jatuh pada :
Tambang yang Hilang
Dalam cerita ini, dikisahkan Poirot menyelidiki kasus
terbunuhnya saudagar China yang datang ke Inggris untuk menjual peta sebuah
tambang timah. Bukan hanya terbunuh, peta tambang yang dipegangnya itupun
hilang sebelum sempat dijual. Kasusnya cukup menarik sih, melibatkan
gembong-gembong opium juga *cocok lah buat yang suka sama cerita mafia2an*, dan
saya akui ending-nya juga di luar dugaan, tapi saya gak suka dengan cara Poirot
mengetahui siapa pelakunya -___-
Kenapa? Caranya itu lhoh, bukan Poirot bangeet
>,<
Masa di kasus itu, Poirot diceritakan sampe harus
menyamar, merangkak-rangkak di sarang opium, aaaaaah gak rela saya. Wong selama
ini slogan Poirot : “Poirot bukan anjing pemburu mon ami, cukup pergunakan
sel-sel otak kelabumu”, berarti sekarang dia melanggar slogannya dong *jitak
Agatha Christie :p *digetok balik sm penggemar Agatha Christie yang lain XP
Udah sih, ke-kurang sukaan saya sama cerita ini cuma di
metode yang dipakai Poirot aja, selebihnya tetap brilian koq kasusnya ^^v
Udah ya, 1 aja kasus yang gak
saya suka-nya, gak ada lagi sih hehe..
Simpulan akhir, buku Poirot’s
Early Cases ini cocok banget buat pembaca pemula Hercule Poirot, karena
kisahnya yang gak terlalu berat, tapi cukup menantang. Efeknya, dijamin bikin
penasaran buat baca kisah Poirot lainnya. Kalo untuk yang sudah jatuh cinta
pada Poirot, hmm, tetep gak ada salahnya koq buat baca buku ini, karena bisa
jadi selingan ringan di antara novel-novel Poirot.
Jadiiiiii, gak ragu lagi,
book-meter untuk buku ini adalah :
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komen :)