Senin, 24 Juni 2013

Poirot’s Early Cases (Agatha Christie, 1974)



Ayeeey, udah tanggal 21 lagi aja nih, alhamdulillah :-D

Di tanggal yang istimewa ini, buka email pagi-pagi ternyata saya udah dapet hadiah yang saaangat spesial bagi saya. Apa itu?

Sebuah email yang berisi konfirmasi bahwa saya diterima bergabung dalam komunitas Blogger Buku Indonesia (BBI), horeee ^o^

Sebagai bentuk perayaan kecilnya, hari ini (telat 3 hari >,<) saya mau nge-post 1 lagi review buku. Supaya spesial, saya memilih mereview sebuah buku dari genre favorit saya (misteri) yang ditulis oleh penulis favorit saya (Agatha Christie) dengan tokoh utama detektif favorit saya pula (Hercule Poirot). Serba spesial bukan? ;)

Dan pilihan saya jatuh pada buku berjudul :  Poirot’s Early Cases (versi bahasa Indonesia-nya berjudul Kasus-Kasus Awal Poirot).


Buku ini udah lumayan lama saya punya, dan udah saya baca berkali-kali, tapi koq ya gak pernah bosen -__-‘. Buku ini adalah salah satu diantara 14 karya Agatha Christie yang berbentuk kumpulan cerita pendek (collection of stories). Tentunya bukan cerpen sembarang cerpen, melainkan cerpen yang bercerita tentang petualangan Hercule Poirot memecahkan sejumlah kasus-kasus pendek.

Secara keseluruhan, buku setebal 398 halaman ini memuat 18 kasus. Semua kasusnya dikisahkan terjadi pada masa-masa awal Hercule Poirot menjadi detektif. Oh iya, buat yang belum pernah kenal dengan tokoh detektif favorit saya ini, oke deh saya kasih perkenalan sedikit yaaa ;)

Hercule Poirot aslinya berasal dari Belgia. Di negeri asalnya itu dia berkarier sebagai petugas kepolisian hingga berhasil menduduki jabatan setingkat panglima.Setelah pensiun (saat itu masa perang), ia hijrah ke Inggris, lantas memulai karier sebagai detektif swasta. Sebagai detektif, Poirot memiliki ciri khas tersendiri : ia tak suka bergantung pada bukti berupa jejak kaki, sidik jari, maupun bekas puntung rokok. Ia lebih suka memecahkan suatu kasus dengan menganalisis sisi psikologis pihak-pihak yang terlibat. Ia mewawancarai orang-orang, melihat sekilas tempat kejadian perkara, lantas menyusun semua hal tersebut secara metodis menjadi gagasan-gagasan. Selanjutnya, sel-sel kelabu otaknya-lah yang bekerja, dan tadaaaa kasus pun terpecahkan :D

Yang paling saya suka, pemecahan kasus Poirot selalu logis, dan adil. Semua fakta-fakta yang ada dibeberkan di sepanjang cerita, tapi hebatnya endingnya tetep gak ketebak. Begitu juga dengan kasus-kasus yang ada di buku Poirot’s Early Cases ini, biarpun hanya berupa kasus-kasus pendek, namun tetap tidak bisa dibilang sebagai kasus yang simpel.

Memang sih,kalo kita bandingin dengan novel Poirot yang lain, buku Poirot’s Early Cases ini tergolong lebih ringan. Kalo saya liat, 1 kasus dalam buku ini paling banyak hanya menghabiskan 28 halaman, malah ada yang cuma 17 halaman loh. Tapi, hebatnya Agatha Christie, dengan jumlah halaman yang cuma secuuuil itu saja dia bisa menyajikan sebuah kasus detektif yang brilian, salut deh sama eyang Christie *kecup*

Mayoritas kasus-kasus yang diceritakan di buku ini adalah kasus pembunuhan. Kayaknya ini emang udah keahliannya Christie deh, gak salah kalau ia dijulukin “wanita yang paling banyak meraup keuntungan dari pembunuhan sepanjang masa” hehe, tapi pembunuhannya cuma di atas kertas lho yaaa :D Totally, ada 13 kasus pembunuhan, sedangkan 5 sisanya merupakan kasus pencurian dan penculikan. Saya pastikan, pola dari masing-masing kasus yang diceritakan di buku ini berbeda, jadi gak usah takut bosen saat membacanya :-) *saya aja berkali-kali gak bosen2 xP

Yang unik, di buku ini kita juga gak hanya disajikan dengan keberhasilan Poirot, tapi kita juga disajikan dengan kasus kegagalan Poirot, hmm, membuat sang detektif terlihat lebih manusiawi :’) Selain itu, ada juga kasus yang menceritakan kisah Poirot berhasil mendeteksi adanya suatu rencana kejahatan sebelum kejahatan tersebut dilakukan, dan akhirnya bisa sukses ia cegah.
Pokoknya, buku ini bener-bener gado-gado deh, dijamin kalo membeli buku ini gak bakal nyesel karena berasa dapet 18 novel Agatha Christie sekaligus XD

Kalo disuruh milih, 3 kasus terbaik dalam buku ini, saya akan memilih :

1.       Sarang Lebah

Tadi kan udah saya ceritain, kalo di buku ini ada kasus dimana Poirot berhasil mendeteksi suatu rencana jahat,, nah judul kasusnya adalah Sarang Lebah :D

Ide ceritanya hampir sama dengan novel Agatha Christie yang lain, yang berjudul Tirai, yaitu kemampuan seorang detektif untuk mencegah kejahatan. Sebelum ini, saya sudah membuat review tentang novel Tirai disini, dan memang sejujurnya saya menilai novel Tirai setengah gagal. Tapiiiii, penilaian ini tidak berlaku untuk kisah Sarang Lebah, karena saya sangat sukaaa dengan kisah ini.Agatha Christie sukses menyajikan idenya pada kisah Sarang Lebah ini.

Cara bagaimana Poirot bisa mendeteksi niat pelaku digambarkan secara logis dan gamblang. Walaupun ada sedikit unsur kebetulan, namun unsur kebetulannya tidak terlalu dibuat-buat. Penyelesaian kasusnya juga maniiis banget, tidak merugikan calon korban, dan juga tidak merugikan calon pelaku (karena pada dasarnya calon pelaku belum pernah melakukan kejahatan, niat membunuh itu muncul karena cemburu buta).

Saya suka banget sama kalimat yang dikatakan Poirot sewaktu calon pembunuhnya marah-marah karena niat jahatnya gagal :
“Dengarkanlah, Sobat. Anda sudah kehilangan gadis yang Anda cintai. Tapi ada satu yang tidak hilang dari diri Anda : Anda bukan pembunuh. Sekarang katakanlah, Anda bahagia atau menyesal saya datang?"
Manis kaaaan? :’) Oppa Poirot kalo ngomong emang sering so sweet deh :p

2.       Rancangan Kapal Selam

Nah, kalo yang ini adalah kasus yang menceritakan tentang pencurian rancangan kapal selam dari kediaman pribadi Menteri Pertahanan Inggris. Mengingat barang yang dicuri adalah barang yang notabene masih bersifat rahasia, tentunya diperlukan kearifan tersendiri dalam menyelidiki kasus ini agar jangan sampai terdengar publik, dan Hercule Poirot-lah yang terpilih untuk menyelidikinya :-)

Ending kasus ini benar-benar tidak terduga. Sayangnya saya gak bisa ngasih bocoran siapa pelakunya, saya cuma mau kasih bocoran inilah kalimat yang dikatakan si pelaku kepada Poirot :
“Monsieur Poirot,saya bersumpah di hadapan Anda untuk melakukan yang terbaik. Mungkin ini suatu kesalahan, tapi mungkin juga kebaikan… yang pasti, saya percaya kepada diri saya sendiri”
Penyelesaian yang dipilih Poirot dalam kasus ini sungguh berbeda,, dan benar-benar arif.
*sayang review ini gak bisa bener-bener menceritakan keseruan kasusnya karena akan muncul spoiler T^T

3.       Misteri Cornish

Kasus ketiga yang saya suka, kali ini adalah kasus pembunuhan, berjudul Misteri Cornish. Suka sama kasus ini karena ritme ceritanya yang naik-turun, dalam waktu yang cukup cepat :-)

Awalnya, Mrs. Pengelley (korban dalam kasus ini) datang ke kediaman Poirot dan menceritakan kecurigaannya bahwa ada seseorang yang sedang berniat meracunnya. Saat itu juga, Poirot langsung mewawancarai Mrs. Pengelley untuk mendapatkan bukti-bukti awal. Setelah itu, Mrs. Pengelley pulang (saat itu sudah sore), dan Poirot berjanji untuk mengunjungi kediamannya esok hari.

Voila, ternyata Poirot kurang cepat. Saat ia datang ke rumah Mrs. Pengelley, wanita itu ternyata sudah meninggal. Poirot shoooooocked banget mengetahui kabar ini. Dia berkata :
“Tolol. Pandir. Begitulah aku selama ini Hastings. Aku menyombongkan otakku dan sekarang aku kehilangan satu nyawa, nyawa orang yang datang kepadaku untuk diselamatkan”
Seperti yang saya bilang di awal, ritme kisah ini sungguh naik-turun. Setelah emosi pembaca dibawa memuncak dengan ‘kecolongannya’ Hercule Poirot, eh tiba-tiba si detektif nyentrik ini memutuskan untuk meninggalkan begitu saja kota kediaman Mrs. Pengelley. Lah, beneran gak pengen memburu pembunuhnya nih, Om Poirot? :O Inilah yang saya istilahkan dengan ritme menurun.

Lalu,berbulan-bulan setelah pembunuhan itu terjadi, barulah polisi setempat menangkap suami nyonya tersebut. Bukti-bukti yang ada memang hanya mengarah kepada sang suami, namun apakah benar dia pelakunya?

Ahaa, kejutan belum berhenti sampai sini. Tetiba, Poirot kembali datang ke kota itu, dan dengan cerdik menjebak pelaku yang sesungguhnya.

Intinya, kisah ini menurut saya sangat brilian pada fragmen bagaimana cara Poirot mendapatkan pengakuan dari si pelaku yang sebenarnya, sedikit curang sih, tapi ah kan yang dicurangin si penjahat :P Thumbs up for Papa Poirot ^o^


Udah 3 kasus ya yang saya pilih? Boleh nambah ga, masih ada yang jadi favorit nih wkwk (makin panjang nanti reviewnya -,-)

Sekarang tinggal pilih kasus yang kurang saya suka deh.. Hmm, agak bingung, abis gak ada yang bener-bener gak disuka sih :O Tapi biar review-nya adil, saya tetep harus milih.. Dan pilihan saya jatuh pada :

Tambang yang Hilang

Dalam cerita ini, dikisahkan Poirot menyelidiki kasus terbunuhnya saudagar China yang datang ke Inggris untuk menjual peta sebuah tambang timah. Bukan hanya terbunuh, peta tambang yang dipegangnya itupun hilang sebelum sempat dijual. Kasusnya cukup menarik sih, melibatkan gembong-gembong opium juga *cocok lah buat yang suka sama cerita mafia2an*, dan saya akui ending-nya juga di luar dugaan, tapi saya gak suka dengan cara Poirot mengetahui siapa pelakunya -___-

Kenapa? Caranya itu lhoh, bukan Poirot bangeet >,<

Masa di kasus itu, Poirot diceritakan sampe harus menyamar, merangkak-rangkak di sarang opium, aaaaaah gak rela saya. Wong selama ini slogan Poirot : “Poirot bukan anjing pemburu mon ami, cukup pergunakan sel-sel otak kelabumu”, berarti sekarang dia melanggar slogannya dong *jitak Agatha Christie :p *digetok balik sm penggemar Agatha Christie yang lain XP

Udah sih, ke-kurang sukaan saya sama cerita ini cuma di metode yang dipakai Poirot aja, selebihnya tetap brilian koq kasusnya ^^v

Udah ya, 1 aja kasus yang gak saya suka-nya, gak ada lagi sih hehe..

Simpulan akhir, buku Poirot’s Early Cases ini cocok banget buat pembaca pemula Hercule Poirot, karena kisahnya yang gak terlalu berat, tapi cukup menantang. Efeknya, dijamin bikin penasaran buat baca kisah Poirot lainnya. Kalo untuk yang sudah jatuh cinta pada Poirot, hmm, tetep gak ada salahnya koq buat baca buku ini, karena bisa jadi selingan ringan di antara novel-novel Poirot.
Jadiiiiii, gak ragu lagi, book-meter untuk buku ini adalah :



Review ini juga dibuat dalam rangka mengikuti :



0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komen :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
back to top
 

Boekenliefhebber Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino