Sabtu, 16 November 2013

Cheeky Romance (Kim Eun Jeong, 2010)



Aku adalah seorang reporter. Saat aku sedang bekerja, di tengah syuting, muncul seorang dokter kandungan yang marah-marah seperti orang gila dan menuduhku sebagai ibu hamil. Celakanya, acara itu sedang ditayangkan ke seluruh penjuru negeri. Akibatnya, aku dikenal sebagai “ibu hamil nasional”, bahkan sampai punya pahlawan pelindung segala.Mendengar seseorang ingin menghapus anaknya, rasanya aku ingin segera menuntut perempuan itu. Suatu hari, aku bertemu lagi dengan perempuan bodoh itu. Berani-beraninya seorang ibu hamil minum alkohol di hadapanku, si dokter kandungan? Sampai makan kacang merah dan ikan fugu yang berbahaya bagi janin? Perempuan ini benar-benar kelewatan.

Terkadang, bersikap under-estimate itu jauh lebih menguntungkan, termasuk dalam hal membaca buku. Hal inilah yang saya alami saat saya membaca novel Cheecky Romance, sebuah novel terjemahan dari negeri ginseng. Saya bukan seorang Korean-Lover. Jadi, ketika saya memutuskan membaca novel ini, saya tidak menaruh ekspektasi apapun. Saat itu, saya hanya ingin mencoba genre baru yang sedang marak, yang kebetulan belum pernah saya baca. Saya bahkan sudah menyiapkan diri untuk kecewa, jika ternyata novel ini hanya berisi romance picisan. Yah, namanya juga sekedar selingan.

Tetapi ternyata saya salah.

Cheeky romance tak pantas disebut novel picisan. Dengan tebal sekitar 400 halaman, novel ini terbilang 'sangat berisi'.

Awal kisah, Yoo Chae yang berprofesi sebagai reporter diceritakan sedang bertengkar dengan pacarnya (juga sama-sama reporter di kantor yang sama), Hee Jae, yang ketahuan selingkuh. Saking kesalnya, Yoo Chae sampai meluapkan kemarahan pada sang pacar di situs jejaring kantornya. Bisa diduga, para atasan Yoo Chae marah atas ulahnya tersebut karena hal itu berarti mencemarkan nama baik kantor stasiun TV tempat Yoo Chae bekerja. Karier Yoo Chae sebagai reporter yang sebenarnya belum terlalu cemerlang pun akhirnya memburuk karena kasus ini.

Di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah sakit swasta ternama, ada seorang dokter kandungan bernama Yoon Pyo yang sangat digandrungi oleh para pasiennya. Wajar saja, selain tampan, Yoon Pyo juga memiliki dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kepeduliannya pada seorang ibu hamil, baik itu pasiennya atau bukan, benar-benar tidak diragukan. Ia tipikal orang yang sangat mencintai pekerjaannya ini. Dari sisi asmara, Yoon Pyo juga termasuk orang yang beruntung. Ia kini berpacaran dengan Hye Rong, sesama dokter kandungan, yang cantik, cerdas, baik, dan lembut.

Bisa dilihat kan, hidup Yoo Chae dan Yoon Pyo bagaikan bumi dan langit. Yoo Chae yang kerap dirundung kemalangan, sementara Yoon Pyo begitu bertabur kebahagiaan. Nah, apa jadinya jika pada satu kesempatan, mereka berdua bertemu?

Suatu hari, Yoon Pyo sedang makan siang di restoran bersama ibunya dan pacarnya. Pada saat yang sama, Yoo Chae sedang syuting liveshow meliput restoran tersebut. Sesuai script, Yoo Chae bertugas mencicipi berbagai menu makanan, di antaranya ikan fugu dan kacang merah. Nah, saat melihat Yoo Chae hendak memakan kedua menu tersebut, Yoon Pyo secara refleks memarahi Yoo Chae dan mengatakan bahwa kedua menu tersebut sangat berbahaya bagi ibu hamil. Yoo Chae kaget, memangnya siapa yang hamil???

Rupanya Yoon Pyo keliru. Ia memang pernah melihat Yoo Chae di bagian kandungan rumah sakit tempatnya bekerja, tetapi saat itu Yoo Chae hanya menemani temannya yang sedang hamil.

Sayang, karena acara di restoran tersebut disiarkan live, maka adegan Yoon Pyo memanggil Yoo Chae ibu hamil langsung tersebar ke seluruh penjuru negeri. Adegan ini menjadi gosip hangat, mengingat Yoo Chae belum menikah, dan baru beberapa waktu yang lalu pertengkarannya dengan pacarnya ter-publish ke media.

Di sisi lain, Yoon Pyo lama-lama merasa tidak enak pada Yoo Chae. Akibat gosip ibu hamil itu, karier Yoo Chae sebagai reporter makin terpuruk, bahkan Yoo Chae sampai dimutasi ke kantor cabang yang jauh.

Sampai disini, saya merasa orang Korea itu berlebihan sekali ya, kejadian seperti ini saja bisa meledak menjadi hot issue. Saya jadi sempat malas melanjutkan membacanya. Selain itu, saya juga agak agak alergi dengan nama-nama Korea. Bukan apa-apa, cuma susah aja dihafalnya x). Kemalasan saya ditambah dengan  membanjirnya catatan-catatan kaki di bab-bab awal.

Untunglah,memasuki bab 4, novel ini mulai terasa 'berisi', tepatnya saat Yoo Chae akhirnya dipercaya oleh kantor stasiun TV-nya untuk menjadi reporter utama. Acara apa yang akan dibawakan oleh Yoo Chae? Dokumenter bagian kandungan rumah sakit tempat Yoon Pyo bekerja :D. Dalam program dokumenter itu, dokter yang ditunjuk untuk bertanggung jawab sebagai narasumber utama adalah Yoon Pyo. Ya, nampaknya pihak rumah sakit dan pihak stasiun TV memang sengaja memasangkan Yoo Chae dan Yoon Pyo dalam 1 acara untuk mendongkrak rating-nya.

Selama syuting dokumenter tersebut, mulai banyak kisah-kisah yang terjadi yang membuat novel ini semakin berwarna. Penulis benar-benar pandai menggambarkan bagaimana tingginya kecintaan dan kepedulian Yoon Pyo pada profesinya sebagai dokter kandungan. Penulis juga piawai menciptakan aneka konflik yang biasa ditemui oleh para reporter dalam menjalankan tugasnya, antara lain adanya dilema untuk menayangkan setiap kejadian dengan 'sebenar-benarnya', atau memilih hanya menayangkan fragmen-fragmen baik saja, yang akan mendongkrak citra rumah sakit tersebut. Dalam novel ini, diangkat pula aneka mitos orang Korea tentang kehamilan dan persalinan, yang salah besar, dan seringkali justru berdampak fatal bagi sang bayi. Ada pula pembahasan mengenai bank sperma dan kontroversinya. Tak lupa, diselipkan kasus kehamilan di luar nikah. Terakhir, ada juga kasus kelahiran bayi yang memiliki kelainan yang sangat langka, dan secara tidak langsung malah menguak masa lalu Yoon Pyo. Hebatnya, semua cerita-cerita selingan tersebut sama sekali tidak terkesan dipaksakan atau asal nempel saja. Semua fragmen membaur dengan apik, membentuk satu jalinan cerita yang sangat kaya, dan tentu sangat menarik untuk diikuti. Benar-benar salut sama sang penulis :D.

Buat penggemar berat romance, jangan khawatir. Unsur romance dalam novel ini masih sangat kental koq. Di setiap awal bab, diselipkan 1 halaman khusus yang berisi quote-quote indah tentang cinta. Lebay sih sebenarnya, tetapi bukankah orang yang sedang jatuh cinta justru senang pada ke-lebay-an ya? :p

Cinta itu tidak mengenal aturan ---Montaigne 

Dari awal membaca novel saya sudah bisa menebak, Yoon Pyo pada akhirnya akan berpaling dari Hye Rong kepada Yoo Chae. Tetapi, saya pikir awalnya hal itu dikarenakan Hye Rong tipikal 'wanita-nenek-sihir'. I mean, tipe wanita yang cerdas dan kaya, namun sombongnya naudzubillah. Ternyata, tidak tepat demikian. Yoon Pyo jatuh cinta pada Yoo Chae bukan karena Hye Rong begini begitu. Ya, ia hanya jatuh cinta saja, tak perlu ada alasan bukan?

Memang menyebalkan sih si Yoon Pyo ini. Saat ia sadar bahwa ternyata perasaannya pada Yoo Chae jauh lebih dalam dibanding pada Hye Rong, dengan mudahnya Yoon Pyo mencari pembenaran bahwa hubungannya dengan Hye Rong belum terlalu dalam. Hmm, saya tidak paham bagaimana definisi hubungan mendalam versi Yoon Pyo. Di mata saya sih, tetap saja dia tipikal orang yang tidak bisa menjaga komitmen. Tetapi saya tidak sebal dengan alur cerita seperti ini, karena justru memberikan warna baru dalam cerita romance. Terasa lebih realistis karena memang cinta itu datang tanpa diduga. Setidaknya, Yoon Pyo masih jujur. Alih-alih mendua, ia memilih berkata terus terang pada Hye Rong tentang perasaannya.

Ciri khas kisah cinta dalam drama Korea yang romantis tetapi kocak (banget! :D ) juga tampak di novel ini. Kalimat-kalimat 'dewa' Yoon Pyo pada Yoo Chae jelas selalu mampu membuat pipinya bersemu merah.

"Kau tahu kapan laki-laki sadar kalau dirinya sedang jatuh cinta? Saat laki-laki itu bertindak seperti orang bodoh karena ucapan perempuan itu" ---- Yoon Pyo, hal. 298. 

"Aku ingin kau menjadi yang terakhir bagiku. Entah kenapa, aku merasa kau adalah wanita terakhir bagiku. Makanya aku tidak bisa melepaskanmu. Kau masih tidak percaya juga?" ---- Yoon Pyo, hal. 413.

 Saat menutup halaman terakhir novel ini, saya mengakui bahwa saya terlalu memandang remeh di awal. Namun kini, tanpa ragu, 5 bintang meluncur sebagai bukti saya nggak kapok membaca novel Korea lagi.



3 komentar:

iindetya on 17 November 2013 pukul 00.52 mengatakan...

oia, btw quotenya bagus banget.
catatannya itu menerangkan tentang istilah atau gimana ya?

A on 17 November 2013 pukul 14.59 mengatakan...

iyaa, catatan kakinya nerangin bbrp istilah dlm bahasa Korea :D selera pribadi aja sih sebenernya, klo saya lebih prefer, untuk istilah2 yg sekiranya maknanya masih bisa ditebak sm pembaca dr struktur kalimatnya, lebih baik ga usah dikasih catatan kaki hehehe.

Delli Baggins on 19 April 2016 pukul 23.25 mengatakan...

Novel romcom yg saya ska bnget. .
Recomended bgt ni tuk ngilangin suntuk.
Kmu yg suka sinopsis drama korea bsa lhat di sini drama-piece.blogspot.com

Posting Komentar

Silahkan komen :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
back to top
 

Boekenliefhebber Copyright © 2009 Flower Garden is Designed by Ipietoon for Tadpole's Notez Flower Image by Dapino