![]() |
Penulis : Agatha Christie | Penerbit : GPU | 304 Hal |
Setiap langkah
teka-teki itu bertambah membingungkan, semakin mengerikan dan berbahaya
dan akhirnya... Ternyata pemuda itu tidak mati karena terlindas mobil...
Surat yang berbunyi, "Lupakan tentang Tujuh Lonceng. Aku pikir itu Cuma
lelucon. Tapi bukan". Bunga-bunga putih menghias penutup peti
memantulkan pucatnya wajah muda yang telah pergi... Tujuh jam berdetik
di atas perapian berdetik semakin keras, dan mengancam.... Nomor Tujuh
mengangkat tangannya perlahan, mencoba melepas pengikat topengnya...
Di suatu akhir pekan, enam orang pemuda yang bernama Gerry Wade, Ronny Deveraux, Bill Eversleigh, Jimmy Thesiger, Nancy, Helen, dan Socks berlibur bersama di suatu rumah peristirahatan dengan tuan rumah Sir Oswald Coote dan Lady Coote. Pasangan Coote adalah orang yang terbiasa berdisiplin, termasuk dalam hal waktu makan pagi. Gerry Wade kesulitan untuk mengikuti kebiasaan ini. Ia terbiasa bangun siang saat sedang liburan. Karena merasa tidak enak dengan pasangan Coote, Ronny Deveraux dan kawan-kawan berinisiatif keesokan harinya akan mengerjai Gerry Wade supaya ia berhasil bangun pagi. Mereka berdiskusi cara apa yang akan dipakai. Setelah meminta pendapat Pongo, sekretaris Coote yang sangat efisien, akhirnya mereka sepakat untuk menaruh 8 jam weker di kamar Gerry Wade secara sembunyi-sembunyi.
Keesokan harinya, saat kedelapan jam weker itu sudah berbunyi nyaring, Gerry Wade malah tidak bangun. Ia ditemukan tewas di dalam kamar. Diagnosa dokter, ia over dosis obat tidur. Yang aneh, delapan jam weker yang semula ada di kolong tempat tidur telah berubah posisi berjejer di atas perapian. Dan jumlahnya hanya tujuh. Satu jam weker yang hilang, ditemukan pecah di halaman. Siapa yang memindahkan jam weker tersebut?
Ronny Deveraux tidak percaya bahwa Gerry meninggal karena over dosis. Menurutnya, Gerry bukanlah orang yang kecanduan obat tidur. Pendapat Ronny ini diamini oleh adik tiri Gerry yang bernama Loraine Wade. Ronny dan Loraine malah curiga ada yang sengaja meracun Gery.
Tidak berselang lama, Ronny tewas tertembak di jalan dekat rumah peristirahat itu. Kali ini, sebelum tewas, Ronny sempat meninggalkan pesan terakhir kepada Lady Eileen Brent atau biasa dipanggil Bundle.Bundle adalah anak dari Lord Caterham, pemilik asli rumah tersebut. Pesan yang ditinggalkan Ronny berbunyi :
Tujuh Lonceng... Katakan, Jimmy Thesiger...
Nah, muncul lagi kalimat tujuh lonceng! Apakah kematian Ronny dan Gery saling terkait?
Bundle yang penasaran lalu mengajak Jimmy dan Bill untuk menyelidiki kasus ini lebih dalam. Berbekal informasi dari salah satu orang Scotland Yard, Inspektur Battle, Bundle mengetahui bahwa Tujuh Lonceng adalah nama salah satu organisasi bawah tanah. Pada saat yang hampir bersamaan, ayahnya memberitahu Bundle bahwa salah satu temannya yang bernama George Lomax yang akan mengadakan pesta privat mendapat surat kaleng peringatan dari Tujuh Lonceng. Pesta privat itu akan dihadiri oleh para politikus dan direncanakan akan ada 'transaksi' serah-terima dokumen rahasia di pesta tersebut. Demi mengamankan dokumen rahasia tersebut dan mencegah jatuhnya korban baru serta menangkap sang pelaku, akhirnya, Bundle, Bill, Jimmy, dan Inspektur Battle bersama-sama datang ke pesta privat George Lomax.
Membaca buku karya Agatha Christie yang tidak menggunakan tokoh Hercule Poirot masih jarang memberikan keseruan yang sesuai ekspektasi awal saya, termasuk buku ini. Harus saya akui, saya sangat tersendat-sendat membaca buku ini. Siklus "pegang-baca-lempar-beralih ke buku lain" sudah berulang kali dialami oleh buku ini, dan gak selesai-selesai. Kalau boleh dibikin bullet points, ini beberapa penyebab mengapa buku ini kurang menyenangkan buat saya :
- Premis cerita yang tidak baru
- Diksi yang 'aneh'
Kami tak butuh jam yang luwes," kata Socks. "Yang kami butuhkan yang bunyinya nyaring."Saya nggak paham apa makna kata luwes ketika itu dikonotasikan dengan jam. Menurut saya nggak nyambung sama sekali. Dan masih banyak lagi penggunaan kata luwes yang diucapkan Socks yang juga sama-sama nggak nyambung dengan objek yang dibicarakannya. Nggak tahu, ini masalahnya ada di penerjemahan atau bukan. Saya jadi penasaran, versi aslinya menggunakan kata apa ya? :D Hal yang dapat saya maklumi jika kebiasaan penggunaan kata luwes itu kemudian berhubungan dengan pemecahan kasus. Masalahnya ini tidak, jadi kan yaaa berasa mengganggu banget.
- Keterkaitan antar-tokoh dan antar-cerita kurang dijelaskan
Namun demikian, tidak adil rasanya kalau saya bilang buku ini sama sekali tidak ada sisi menariknya. Beberapa sisi menarik di buku ini :
- Karakter Lord Caterham dan Lady Eileen Brent
Halo, Bill. Mencari Lomax? Coba ke sini sebentar. Bisa aku minta tolong? Katakan pada dia ada rapat Kabinet mendadak atau apa saja yang bisa membuatnya pergi dari sini. Aku tidak tega melihat orang tua menjadi tolol gara-gara seorang gadis
- Prinsip penyelidikan Inspektur Battle
Jadi membuat mereka berhati-hati? Mengapa tidak?
- Cara kegelisahan Lady Coote dijabarkan
Dia terus dan terus maju sampai dia tak bisa berhenti lagi. Dia ingin jadi-- ah, aku tak tahu apa yang diinginkannya. Kadang-kadang aku jadi ngeri!
Tentang ketidaknyamanannya dalam berinteraksi dengan para pelayan. Semuanya tergambar jelas lewat adegan-adegan yang terjadi. Dan ini merupakan khas Christie, menceritakan karakter seseorang tidak secara langsung, tetapi lewat berbagai kejadian. Saya senang ciri khas ini masih ada di buku Misteri Tujuh Lonceng, walaupun yang paling kuat hanya di tokoh Lady Coote.
Nah, itulah dia sisi menyenangkan dan tidak menyenangkan dari buku Misteri Tujuh Lonceng ini. Sekali- sekali bikin review dalam bentuk bullet points ternyata asyik juga ya :p Oh iya, saya agak penasaran juga sih. Katanya ada satu buku Christie lain yang juga mengambil setting yang sama dan juga diselidiki oleh Inspektur Battle, yang judulnya Rahasia Chimneys. Mungkin hal-hal nanggung yang ada di buku Misteri Tujuh Lonceng ini bisa terjawab di Rahasia Chimneys. Who knows? :D Sebagai penutup buku ini, seperti biasa Christie juga menyelipkan sedikit nuansa sweet romance yang membuat pembaca bisa tersenyum setelah sepanjang buku tegang menyimak darah berceceran di mana-mana haha.
Untuk pengarang favorit, tidak mungkin kurang dari 3 bintang #eaaaaa.
Review ini diikutsertakan dalam :
![]() |
Kategori : It's Been There Forever |
2 komentar:
Review yang bagus sis, Makasih telah berbagi gan...
idn poker
idn play
idnplay88
daftar idn poker 88
idn poker 88
poker idnplay
daftar idn play
agen idn poker
idn poker online indonesia
login idnplay88
idnplay poker
idn poker99
download idn poker
situs idnpoker
cara daftar idnplay poker
agen idnplay poker
daftar poker idnplay
idnplay login
login idnplay
Suka dengam review nya,ada akun tiktoknya
Posting Komentar
Silahkan komen :)