|
Penulis : Jonas Jonasson | Penerbit : Bentang Pustaka |
| | 508 Hal |
Allan Karlsson hanya
punya waktu satu jam sebelum pesta ulang tahunnya yang keseratus
dimulai. Wali Kota akan hadir. Pers akan meliput. Seluruh penghuni Rumah
Lansia juga ikut merayakannya. Namun ternyata, justru yang
berulangtahunlah yang tidak berniat datang ke pesta itu.
Melompat
lewat jendela kamarnya, Allan memutuskan untuk kabur. Dimulailah sebuah
perjalanan luar biasa yang penuh dengan kegilaan. Siapa sangka,
petualangannya itu menjadi pintu yang akan mengungkap kehidupan Allan
sebelumnya. Sebuah kehidupan di mana—tanpa terduga—Allan memainkan peran
kunci di balik berbagai peristiwa penting pada abad kedua puluh.
Membantu menciptakan bom atom, berteman dengan Presiden Amerika dan
tiran Rusia, bahkan membuat pemimpin komunis Tiongkok berutang budi
padanya! Siapa, sih, Allan sebenarnya?
Sepanjang membaca buku ini, saya berimajinasi : di suatu hari yang terik (kenapa terik? suka-suka saya dong ah :P ), Jonas Jonasson sedang duduk di beranda rumahnya. Membaca sebuah buku sejarah. Lalu tiba-tiba, pikiran liar menari-nari di kepalanya. Muncul berpuluh pertanyaan : What If... Bagaimana bila.. Kejadian sejarah tidak seperti yang dituliskan di buku teks? Bagaimana bila ada 1 sosok manusia, yang namanya tidak pernah ditulis di buku sejarah manapun, tapi ternyata sosok itulah yang berperan besar dalam aneka peristiwa sejarah? Dan ide lebih liar muncul.. Bagaimana jika orang tersebut berkarakter konyol?
Tak tahan dengan ide-ide liar tadi, Jonas Jonasson lalu mewujudkannya dalam sebuah novel, dan jadilah novel ini :D.
Hehehe... Tentu latar belakang di atas murni imajinasi saya. Tetapi, kira-kira begitulah isi novel ini.
Perkenalkan Allan Karlsson, tokoh utama kita. Dia pria kelahiran Swedia. Di usianya yang ke 100 tahun inipun, dia masih tinggal di Swedia, tepatnya di salah satu panti jompo. Eittsss, tapi jangan bayangkan Allan menghabiskan seabad hidupnya hanya di negeri itu. Karena ternyata, di masa muda Allan sudah mencicipi tinggal di beberapa negara.. Mulai dari Jerman, Amerika, China, Rusia, Korea, Prancis, bahkan Indonesia :D Lebih hebat lagi, di negara-negara itu Allan tak hanya sekedar pelesir atau numpang mampir. Tapi ia berhubungan langsung dengan pemimpin-pemimpin di sana. Siapa sih Allan?
Dia hanya lelaki biasa. Tingkahnya bahkan cenderung menyebalkan. Suka mabuk, cuek bebek dengan lingkungan, tipikal-tipikal konyol, sampah masyarakat, you name it. Tapi orang konyol memang kadang punya peruntungan yang besar. Peruntungan gak harus berupa materi, tapi petualangan hidup yang bak roller coaster juga bisa disebut peruntungan kan? :D Dan menariknya, lewat tokoh konyol ini, kita justru belajar banyak hal.
Allan adalah orang yang lahir dan besar di masa dunia sedang panas-panasnya karena pertentangan komunis-liberal. Pada masa itu, kebanyakan orang menjadi orang yang 'sok' paham politik. Yang cinta komunis rela mengorbankan jiwa-raganya untuk memastikan paham komunisme berhasil menguasai dunia, pun demikian dengan yang mencintai paham liberal. Sedangkan Allan, justru tak peduli dan paling malas mendengarkan issue-issue politik. Buatnya, issue politik itu gak asyik. Padahal dunia kan tempat bersenang-senang gitu lho..
Bukannya Allan memiliki pandangan yang berseberangan dengan dunia lalu memperdebatkannya. Tidak, dia hanya tidak punya pendapat sama sekali.
Bahkan ketika garis hidup membawanya berpetualang bertemu Harry Truman (presiden Amerika/tokoh liberal) hingga Stalin (presiden Rusia/tokoh komunis), ia tetap berprinsip seperti itu. Lucu saat menyimak dialog-dialog Allan dengan para tokoh-tokoh dunia itu. Allan yang konyol sukses sekali menyentilkan kritik bahwa meributkan liberal v.s. komunis itu sungguh bukan hal yang penting. Kalau kita bisa bahagia dengan duduk bareng sambil minum Vodka, untuk apa meributkan hal sesepele manakah yang lebih baik antara liberal dan komunis? Begitu kira-kira yang ada di pikiran Allan. Intinya, dia tipe orang yang hidupnya selow, memandang segala sesuatu dari sisi positif. Pemikiran ini yang membuat Allan bisa berteman dengan siapa saja : Tokoh liberal, tokoh komunis, ahli fisika pembuat bom, bahkan syekh di Iran. Tapi, pemikiran ini juga yang membuat Allan bisa dengan seenak udelnya menyeberang : hari ini berkawan dengan pihak A, besok bisa jadi bersekutu dengan pihak B.. Selama ada Vodka, Allan tak berkeberatan menolong pihak yang ia rasa asyik untuk ditolong. Yup, kepentingan Allan cuma 1 : Vodka!
See? Paham politik yang bagi sebagian orang dibela mati-matian, bagi orang lain bisa jadi tak lebih hanya sekedar permainan. Aneka peristiwa besar dalam sejarah juga bisa jadi idenya muncul secara spontan dari orang-orang konyol seperti Allan ini. Bukan gak mungkin kan, pemboman Hiroshima terjadi karena ide bom Atom dari seorang cleaning service yang dulunya pernah bekerja di pabrik dinamit? Bukan gak mungkin juga, Uni Soviet berhasil membuat bom nuklir karena ahli fisikanya pernah mabuk bersama cleaning service itu di suatu kapal dalam perjalanan Amerika-Eropa, dan si cleaning service yang sedang mabuk kelepasan bicara soal rahasia bom atom? Dan... Bukan gak mungkin juga, gencatan senjata komunis-liberal saat ini bisa tercapai karena si ahli fisika dan si mantan cleaning service suatu hari tobat, lalu berpikir memberikan data palsu pada masing-masing atasannya agar mereka sama-sama setuju dilakukan perlucutan senjata? Who knows? Bisa jadi kan?
Membaca buku ini dalam kondisi perpolitikan Indonesia yang sedang memanas, secara tidak langsung membuat saya jadi makin bisa meresapi makna buku ini. What if, ada tokoh seperti Allan di balik peristiwa saat ini? Who knows kan? Bikin miris, senyum getir. Kita yang awam getol perang kata di media sosial, padahal di atas sana kita tidak tahu apa yang benar-benar terjadi...
Eitss, jadi mellow :P. Sebenarnya buku ini gak usah dibaca terlalu serius juga sih. Kalau terlalu serius, bakalan banyak pertanyaan nantinya karena terlalu banyak kebetulan di buku ini. Nikmatin aja semua kebetulan dan kehokian Allan. Toh ini buku humor sarkastik. Dijamin pasti ngakak. Gak perlu juga menjadi ahli sejarah untuk bisa menikmati buku ini. Cukup tau negara mana yang komunis, negara mana yang liberal untuk bisa menangkap humor-humornya. Saya bahkan gak mencek kebenaran fakta sejarahnya. Prinsip saya dalam membaca buku fiksi, gak usah memusingkan diri sendiri, apalagi sampai diambil hati kalau opini penulis bertentangan dengan fakta :p.
Soalnya, kalau mau diambil hati, jujur di sini ada beberapa opini-opini yang menyindir. Tentang agama, juga tentang Indonesia. Agama yang disindir gak cuma Islam sih. Ada pula Hindu dan Kristen. Well, sisi positif dari sindiran ini buat saya adalah kita jadi tahu framing penulis tentang agama-agama tersebut seperti apa :D . Tentang Indonesia, penulis juga menyindir budaya korupnya. Haisshh, sebegitunya.
Alur cerita dalam buku ini maju-mundur. Untuk alur mundurnya berkisah tentang petualangan Allan dengan komunis-liberal, sedangkan alur majunya berkisah tentang petualangan Allan kejar-kejaran dengan polisi dan gank narkoba setelah kabur dari panti jompo. Sama-sama lucu, sama-sama seru, dan tetap absurd :p. Sepanjang perjalanan melarikan diri, Allan ditemani oleh seorang pencuri, seorang penjual hotdog, seorang wanita paruh baya, serta seekor gajah dan anjing. Tokohnya campur aduk dan sama sekali terlihat tak berhubungan kan? Tak usah kaget. Salah satu kepiawaian penulis di buku ini memang menghubungkan hal-hal yang kelihatannya tidak berhubungan menjadi berhubungan, lewat cara-cara yang kocak :D Saya juga salut dengan kemampuan penulis menghadirkan sebegitu banyak tokoh absurd, tetapi semuanya berkarakter. Masa lalu Allan yang kelihatannya tidak punya hubungan sama sekali dengan petualangan di masa sekarangnya ini juga ternyata di bagian belakang akan kelihatan benang merahnya.
Review ini diikutkan dalam :
|
508 Halaman |
Who is my santa ? :D
Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, buku ini merupakan hadiah dari event Secret Santa-nya BBI :D. Bersama kado buku ini, ada riddle yang disertakan, yang menjadi bekal saya untuk menebak siapakah Santa saya :D.
Riddle-nya berbentuk 12 quote dari buku. Begitu dapat riddle ini, saya agak tenang karena saya yakin untuk mecahinnya pasti saya cukup googling judul buku asal quote tersebut, lalu merangkai huruf-huruf pertamanya. Eh ternyata hasilnya acak -,-. Alternatif kedua, saya rangkai dari nama penulisnya. Hasil yang diperoleh :
1. Banana Yoshimoto
2. Agatha Christie
3. Mary Oliver
4. Bill Konigsberg
5. Ika Natassa
6. Arthur Conan Doyle
7. - (bukan quote, isinya ucapan ^^)
8. Stephen Chbosky
9. Tere Liye
10. Enid Blyton
11. Jallaludin Rumi
12. Sapardi Djoko Darmono
Kalau dirangkai jadi BAMBIA...STSJS.
Hiyaaa.. Masih absurd juga >,<. Terus gimana dong ini mecahin riddle-nya?
Untunglah, ada Mbak A.S. Dewi yang mau bantuin. Hihi... Jadi ternyata mbak dewi ini udah memetakan semua peserta SS, dan ternyata ada pola circle yang terbentuk. Terus saya dikasih bocoran deh ada di circle mana, plus tambahan info siapa aja peserta di circle itu yang belum ketahuan X-nya. Cuma ada 4 orang ternyata. Asyiiik, tersangka makin sempit :p.
Tanpa buang waktu, langsung saya cek keempat blog itu. Blog pertama yang saya cek, ndilalahnya punya nama Bambi Sisters. Eitt, saya buka ulang riddle-nya. Lima huruf pertama riddle membentuk kata Bambi.. Apakah dia?
Setelah saya pikir-pikir, bisa jadi lima huruf pertama benar, tapi tujuh huruf berikutnya saya salah rangkai :D. Harusnya seperti ini :
6. Sir Artur Conan Doyle
7. I (setelah saya perhatikan, di kartu ucapan yang nomor 7 ini semua huruf I di highlight. Haisshh. Kenapa baru sadar -,-. Dan saya baru sadar juga, potongan kertasnya beda. Yang lain persegi, yang ini membentuk huruf I :D ).
8. Stephen Chbosky
9. Tere Liye
10. Enid Blyton
11. Rumi
12. Sapardi Djoko Darmono
Horeee. Sempurna membentuk kata SISTERS ;)
Jadi, tanpa ragu lagi.. Inilah dia Santa Saya :
BAMBI SISTERS yang digawangi oleh dua bersaudara : Hilda dan Farissa . Terima kasih hadiahnya yaa.. Saya sukaaaa banget bukunya :*